Minggu, 16 Oktober 2011

Games Outbound: Tiupan Angin Membawaku

post by : Outbound Malang

A. Tujuan Permainan

1. Melatih menemukan kesamaan

2. Bermain strategi

3. Melatih kejujuran

B. Alat:

Sepatu atau kertas tebal sebagai tanda

C. Pelaksanaan:

1. Permainan ini dilakukan dalam kelomp[ok besar

2. Seluruh peserta membentuk satu lingkaran penuh. Setiap peserta mempunyai posisi sendiri-sendiri dengan diberi tanda sepatu atau kertas tebal.

3. Seorang peserta sebagai relawan berada ditengah. Relawan itu berkata,” Angin bertiup.” Lalu, peserta lain menjawab, Bertiup kemana?”. Kemudian, para relawan mencari kesamaan dari masing-masing peserta, misalnya dengan mengatakan,”Peserta yang berbaju merah.” Maka, sekuruh peserta yang berbaju merah harus mencari posisi (tempat) lain dengan cara berpindah tempat.

4. Instruksi pertama sebaiknya berhubungan dengan keadaan para relawan, sehingga para relawan yang berada dalam lingkaran berusaha merebut posisi barisan

5. Peserta yang tidak mengenakan baju merah tetap berada pada posisinya.

6. Peserta yang tidak mendapatkan posisi dalam barisan menggantikan posisi relawan.

D. Peraturan

1. Peserta harus jujur jika menemukan kesamaan pada dirinya.

2. Dalam berebut posisi, peserta tidak boleh mendesak peserta lain yang telah mendapatkan posisi.

Games Outbound: Pensil Gila

Post by : Outbound Malang

A. Tujuan Permainan:

1. Melatih Kesabaran

2. Melatih kerja sama kelompok

3. Melatih konsentrasi

B. Alat:

1. pensil

2. Tali

3. Botol

4. Penutup mata

C. Pelaksanaan:

1. peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing beranggotakan 8-10 orang

2. Semua peserta matanya ditutup dengan kain panutup mata, kecuali satu peserta

3. Pensil diikat dengan tali. Jumlah tali sesuai dengan banyaknya jumlah peserta yang ditutup matanya, dan ujung tali diikatkan pada pinggang peserta tersebut dengan posisi tali menjulur ke belakang.

4. Para peserta yang ditutup matanaya berdiri dengan salig membelakangi dan juga membelakangi botol

5. Para peserta bertugas memasukkan pensil ke dalam botol yang ada di belakangya dengan instruksi salah satu peserta yang matanaya tidak ditutup.

D. Peraturan:

1. Dalam melaksanakan tugas, peserta tidak boleh membuka tutup mata

2. Kelompok yang dapat memasukkan pensil paling awal menjadi pemenangnya

Jumat, 14 Oktober 2011

PENYADARAN dan PEMBEBASAN

Post by : Outbound Malang

Ahli-ahli ilmu sosial, terutama para pendidik, akhir-akhir ini banyak mengutip dan mengkaji buah pikiran dan hasil karya Paulo Freire. Dua buah bukunya, yakni Pendidikan Kaum Tertindas (Pedagogy of Opressed, Penguin Books, 1978; edisi Indonesia diterbitkan oleh LP3ES, 1985), dan Gerakan Kebudayaan Untuk kemerdekaan (Cultural Action for Freedom, Penguin Books, 19977), adalah dua buah karya Freire yang paling sering dikutip sehingga telah menjadi bacaan klasik dalam kepustakaan ilmu sosial saat ini. Kedua buku tersebut menjadi bahan dasar makalah singkat ini.

Kekuatan yang menjadi daya tarik utama Freire adalah kejujurannya untuk menyatakan, tanpa tedeng aling-aling, kondisi kemanusiaan kita saat ini yang telah sedemikian rupa rapuhnya dimana kita sendiri justru sering bersikap tidak manusiawi menghadapinya. Sama seperti rekan-rekannya para pemikir pembaharu di Amerika Latin, Freire telah lahir dan tampil dengan suara lantang menyatakan sikapnya terhadap kenyataan sosial yang ada, dan gaya seperti itu umumnya memang selalu menarik.

Tetapi kekuatan Freire yang sesungguhnya terletak pada kekuatan pemikiran yang menukik langsung pada pokok-pokok persoalan dengan bahasa pengucapan yang sederhana, sehingga para pemerhati filsafat tingkat pemula atau orang awam sekalipun akan cukup mudah untuk memahaminya. Freire mampu menjabarkan pemikiran-pemikiran filsafat yang bertakik-takik (sophisticated) ke dalam aktualisasi masalah-masalah kehidupan keseharian serta tuntutan-tuntutan praktis abad mutakhir saat ini, terutama dalam bidang pendidikan dalam kaitannya dengan seluruh ikhtiar pembangunan nasional yang menjadi “cultural focus” dunia kita saat ini. Berbeda dengan banyak pendahulunya, Freire tidak berhenti dan selesai pada besar-besaran pemikiran dan perdebatan terminologis yang tidak perlu, tetapi langsung menerapkan dan melakukan gagasannya sendiri dalam suatu rangkaian program aksi yang cukup luas, terutama di Chili dan di negara kelahirannya sendiri di Brazilia. Inilah kekuatan Freire, yang pada tingkat tertentu mungkin saja menjadi kelemahnya sekaligus.

Incoming search terms for the article:

- Outbound Malang

- Outbound di Malang

- Outbound Training

Selasa, 11 Oktober 2011

Artikel Motivasi: Nama Baik

September 12th, 2011 admin

Post by : Outbound Malang

Alkisah pada suatu ketika, Angin, Air dan Nama Baik sedang mengadakan perjalanan bersama-sama. Angin, biasa datang terburu-buru seperti orang yang sedang marah.Bisa melompat di sini dan menendang debu di sana. Air berjalan dalam bentuk seorang putri. Ia selalu membawa kendi ditangannya, meneteskan beberapa air di atas tanah sekitarnya. Nama Baik berwujud dalam seorang pemuda yang tampan dengan sikap-sikap yang baik, namun sedikit pemalu. Mereka salang menyukai, meskipun mereka sangat berbeda satu sama lain. Ketika mereka berpisah, mereka bertanya,” Kapan kita bisa bertemu untuk mengadakan perjalanan lain lagi?”

Angin menjawab, “ engakau akan selalu menemukan aku di puncak gunung-gunung atau melompat-lompat di sekitar kakimu. Meniup debu kemana kamu pergi.”

Air berkata,” Aku juga akan selalu ada disekitarmu. Kamu bisa pergi ke laut atau sungai, bahkan ke dapur untuk menemuiku.”

Nama Baik tidak mengatakan apa-apa. Angin dan air bertanya,” Nama baik, kapan dan dimana kita akan bertemu lagi?” Nama Baik menjawab, “ Kamu tidak akan bertemu aku lagi dimanapun. Siapa pun yang telah kehilangan aku sekali saja, takkan pernah bisa mendapatkan aku lagi.”